Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an bagi Anak Tunarungu dengan Isyarat Huruf Hijaiyyah

Pgmi.umsida.ac.id-Dalam dunia pendidikan Islam, membaca dan memahami Al-Qur’an merupakan salah satu kewajiban bagi setiap Muslim, termasuk bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (PGMI Umsida) mengambil langkah inovatif dalam menerapkan metode isyarat huruf hijaiyyah untuk meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an bagi anak tunarungu.

Baca Juga:Peran Self-Assessment dalam Pengembangan Sikap Spiritual Siswa: Studi di Pembelajaran PAI

Berdasarkan penelitian terbaru yang dilakukan oleh PGMI Umsida, metode ini terbukti memberikan dampak positif yang signifikan terhadap kemampuan membaca Al-Qur’an bagi anak tunarungu. Dengan menggunakan bahasa isyarat hijaiyyah, anak-anak yang memiliki keterbatasan pendengaran dapat lebih mudah memahami dan menghafal ayat-ayat suci, sehingga mereka tetap memiliki hak yang sama dalam memperoleh pendidikan agama Islam.

Sebagai bagian dari Fakultas Agama Islam (FAI) Umsida, PGMI Umsida terus berupaya mengembangkan metode pembelajaran yang inklusif dan berbasis nilai-nilai Islam untuk menciptakan lingkungan belajar yang ramah bagi semua anak.

Metode Isyarat Huruf Hijaiyyah dalam Pembelajaran Al-Qur’an

Pendidikan inklusif menekankan bahwa setiap anak memiliki hak yang sama dalam memperoleh ilmu pengetahuan, termasuk dalam mempelajari Al-Qur’an. Namun, anak-anak tunarungu menghadapi tantangan besar dalam memahami dan melafalkan huruf hijaiyyah karena keterbatasan pendengaran mereka.

📌 Mekanisme Metode Isyarat Hijaiyyah
Metode isyarat huruf hijaiyyah menggunakan gerakan tangan dan jari sebagai representasi dari setiap huruf hijaiyyah. Dalam proses pembelajaran:

  • Setiap huruf memiliki isyarat tersendiri, yang dibuat berdasarkan bentuk dan suara huruf tersebut.
  • Tajwid dan harakat juga diisyaratkan dengan gerakan tangan yang berbeda untuk menunjukkan panjang pendek bacaan.
  • Kombinasi antara visualisasi huruf dan gerakan tangan membantu anak tunarungu dalam memahami cara membaca Al-Qur’an dengan benar.

📌 Dampak Metode Ini terhadap Kemampuan Membaca Al-Qur’an
Penelitian yang dilakukan di Rumah Qur’an Isyaroh (RQI) menunjukkan bahwa sebelum diterapkan metode ini, rata-rata kemampuan membaca Al-Qur’an anak tunarungu berada pada skor 52,45. Namun, setelah penerapan metode ini, rata-rata kemampuan mereka meningkat hingga 79,85.

“Metode ini terbukti membantu anak-anak tunarungu untuk lebih memahami huruf hijaiyyah dan membaca Al-Qur’an dengan lebih fasih. Ini adalah langkah besar dalam pendidikan inklusif berbasis Islam,” ujar salah satu dosen PGMI Umsida.

Implementasi Metode Isyarat Hijaiyyah Untuk Tunarungu

Sebagai institusi yang berfokus pada pengembangan pendidikan dasar Islam, PGMI Umsida berperan aktif dalam menerapkan metode ini dalam berbagai kegiatan akademik dan pelatihan bagi calon guru madrasah.

📌 Pelatihan bagi Mahasiswa PGMI
PGMI Umsida memberikan pelatihan kepada mahasiswa tentang strategi pembelajaran Al-Qur’an bagi anak berkebutuhan khusus. Pelatihan ini meliputi:

  • Workshop penggunaan isyarat hijaiyyah dalam pengajaran.
  • Simulasi mengajar di sekolah inklusif untuk memahami langsung bagaimana metode ini diterapkan.
  • Evaluasi dan pengembangan kurikulum berbasis inklusi yang mengintegrasikan metode isyarat hijaiyyah.

📌 Kolaborasi dengan Sekolah dan Rumah Qur’an
PGMI Umsida bekerja sama dengan lembaga pendidikan Islam inklusif, seperti Rumah Qur’an Isyaroh (RQI) dan madrasah yang menerima siswa berkebutuhan khusus. Tujuan dari kolaborasi ini adalah untuk:

  • Menguji efektivitas metode isyarat hijaiyyah dalam pengajaran Al-Qur’an.
  • Mengembangkan modul pembelajaran yang lebih sistematis untuk anak tunarungu.
  • Memberikan pengalaman langsung bagi mahasiswa PGMI dalam mengajar anak berkebutuhan khusus.

📌 Penelitian dan Evaluasi Berkelanjutan
Untuk memastikan efektivitas metode ini, PGMI Umsida secara berkala melakukan penelitian dan evaluasi terhadap implementasi isyarat hijaiyyah. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa anak-anak tunarungu yang menggunakan metode ini mengalami peningkatan signifikan dalam memahami dan membaca Al-Qur’an.

“Kami ingin memastikan bahwa setiap anak, termasuk yang memiliki keterbatasan pendengaran, tetap memiliki akses untuk belajar Al-Qur’an dengan baik. Metode isyarat hijaiyyah menjadi solusi inovatif untuk mencapai tujuan ini,” kata salah satu peneliti PGMI Umsida.

PGMI Umsida sebagai Pelopor Pendidikan Inklusif Berbasis Islam

Sebagai bagian dari Fakultas Agama Islam Umsida, PGMI Umsida berkomitmen untuk terus mengembangkan metode pembelajaran inklusif berbasis Islam. Keunggulan yang ditawarkan oleh PGMI Umsida dalam bidang ini meliputi:

Kurikulum Berbasis Pendidikan Inklusif
Mahasiswa PGMI Umsida dibekali dengan pemahaman mendalam tentang manajemen pendidikan inklusi, termasuk metode pengajaran bagi anak berkebutuhan khusus.

Program Magang di Sekolah dan Rumah Qur’an Inklusif
Mahasiswa PGMI memiliki kesempatan untuk mengajar langsung di sekolah-sekolah inklusif, memberikan pengalaman nyata dalam mengajarkan Al-Qur’an kepada anak tunarungu.

Pelatihan Khusus dalam Metode Pembelajaran Islam
PGMI Umsida rutin mengadakan pelatihan terkait pembelajaran Al-Qur’an untuk anak berkebutuhan khusus, memastikan bahwa para calon guru memiliki keterampilan yang dibutuhkan di lapangan.

“Kami ingin mencetak guru-guru yang tidak hanya memiliki kompetensi akademik yang tinggi, tetapi juga memiliki kepedulian dan keterampilan dalam mengajar anak berkebutuhan khusus dengan metode yang tepat,” ujar Dekan FAI Umsida.

Dengan pendekatan ini, PGMI Umsida siap menjadi pusat pendidikan inklusif berbasis Islam yang berorientasi pada kualitas dan kebermanfaatan bagi masyarakat.

Baca Juga:Menyambut Ramadhan 1446 H: Kiat dan Tips agar Ibadah Lebih Optimal

Pendidikan inklusif adalah langkah nyata dalam menciptakan lingkungan belajar yang adil bagi semua anak, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan fisik atau sensorik. Dengan penerapan metode isyarat huruf hijaiyyah, PGMI Umsida membuktikan bahwa tidak ada batasan bagi siapa pun untuk belajar Al-Qur’an dan memahami ajaran Islam.

Sebagai institusi yang terus berkembang, PGMI Umsida akan terus berinovasi dalam metode pembelajaran inklusif, agar semakin banyak anak berkebutuhan khusus yang dapat mengakses pendidikan agama Islam dengan lebih mudah.

📢 Bergabunglah dengan PGMI Umsida dan jadilah bagian dari generasi pendidik yang inklusif, profesional, dan siap berkontribusi dalam pendidikan Islam yang lebih luas!