Multimedia Belum Maksimal: Tantangan dan Strategi Guru SD dalam Pengembangan Media Pembelajaran

Pgmi.umsida.ac.id – Perkembangan teknologi dalam dunia pendidikan menuntut guru untuk tidak hanya piawai mengajar, tetapi juga adaptif dalam mengembangkan media pembelajaran berbasis multimedia. Namun di balik potensi besar multimedia, guru di tingkat sekolah dasar (SD) masih menghadapi berbagai tantangan dalam penerapannya.

Baca Juga: Kepala Sekolah dan Lingkungan Kerja Positif: Kunci Sukses Kinerja Guru di Sekolah Dasar

Hal inilah yang menjadi fokus penelitian dua dosen Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Musdalifah dan Moch. Bahak Udin By Arifin. Penelitian mereka yang dipublikasikan dalam Pendas: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, Volume 9 No. 4 (Desember 2024), menganalisis problematika yang dihadapi guru SD Negeri Badal 1 Ngadiluwih Kediri dalam mengembangkan pembelajaran berbasis multimedia.

Potensi Multimedia dalam Pembelajaran: Antusias Siswa, Tantangan Guru

Multimedia pembelajaran adalah kombinasi teks, suara, video, animasi, dan gambar yang digunakan untuk menyampaikan materi secara lebih menarik dan interaktif. Berdasarkan observasi di SD Negeri Badal 1, guru sudah mulai menerapkan multimedia sejak masa pembelajaran daring selama pandemi, dan beberapa kali dalam sebulan masih menggunakannya sampai saat ini.

Dampaknya sangat positif bagi siswa. Mereka menunjukkan antusiasme tinggi dan merasa tidak jenuh selama proses belajar. Pembelajaran berbasis multimedia mampu menciptakan suasana kelas yang lebih hidup dan menyenangkan. Namun, di balik keberhasilan itu, guru menghadapi tantangan besar terutama pada aspek keterampilan digital dan keterbatasan infrastruktur.

Sebagian besar guru belum sepenuhnya mahir menggunakan alat-alat multimedia. Pembuatan video pembelajaran, pengoperasian perangkat, hingga pengelolaan aplikasi sering kali membutuhkan bantuan dari operator sekolah. Selain itu, jaringan internet yang belum merata dan tidak semua siswa memiliki perangkat belajar digital menambah daftar tantangan dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis multimedia.

Strategi dan Dukungan Sekolah: Supervisi, Pelatihan, dan Kolaborasi

Menghadapi tantangan tersebut, pihak sekolah mulai menginisiasi berbagai strategi. Kepala sekolah secara aktif melakukan supervisi dan mendorong guru untuk mengikuti pelatihan pengembangan multimedia secara berkala. Pelatihan dilakukan baik melalui kerja sama dengan lembaga pelatihan profesional maupun pelatihan mandiri.

Selain itu, guru juga diberikan simulasi dan model pembelajaran berbasis multimedia yang bisa langsung diterapkan di kelas. Perangkat pembelajaran, termasuk RPP dan bahan ajar, dianalisis terlebih dahulu untuk melihat bagian mana yang tepat untuk didukung dengan media digital.

Sarana prasarana di sekolah juga mulai ditingkatkan. SD Negeri Badal 1 telah menerima hibah laboratorium komputer dan LCD proyektor. Namun, kapasitas jaringan internet masih menjadi kendala, terutama ketika digunakan secara bersamaan di banyak kelas. Untuk mengatasi ini, sekolah mengajukan alokasi anggaran internet melalui RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah).

Penting juga dicatat bahwa pembelajaran multimedia tidak harus mengandalkan gawai pribadi. Guru bisa menggunakan media visual, audio-visual seperti video atau animasi, serta aplikasi edukatif berbasis proyek yang dikerjakan bersama di kelas menggunakan satu perangkat utama.

Rekomendasi untuk PGMI dan Guru SD: Meningkatkan Kapasitas Digital Guru

Penelitian ini memberikan gambaran penting bagi pengembangan kurikulum dan pelatihan calon guru di Program Studi PGMI. Salah satu rekomendasi utama adalah pentingnya membekali mahasiswa PGMI dengan keterampilan digital sejak awal perkuliahan, khususnya dalam pengembangan media interaktif yang adaptif terhadap konteks lokal sekolah dasar.

Di sisi lain, bagi guru yang sudah aktif mengajar, peneliti menyarankan agar dinas pendidikan dan lembaga pelatihan guru lebih gencar mengadakan pelatihan berbasis multimedia yang aplikatif, bukan sekadar teoritis. Pendampingan jangka panjang, bukan hanya workshop satu hari, dinilai lebih efektif untuk membangun kepercayaan diri guru dalam menggunakan teknologi di kelas.

Baca Juga: Siap-Siap Wisuda! Ini Alur dan Jadwal Pendaftaran Wisuda ke-45 Umsida

Penelitian ini menunjukkan bahwa transformasi digital di dunia pendidikan dasar bukan hanya soal alat dan perangkat, tetapi tentang kesiapan sumber daya manusianya. Dengan pendekatan yang tepat, multimedia bisa menjadi sarana ampuh untuk menghadirkan pendidikan dasar yang kreatif, adaptif, dan bermakna.

Penulis: AHW