Gerakan Literasi Sekolah: Membangun Keterampilan Membaca Siswa Sejak Dini*

Pgmi.umsida.ac.id-Gerakan Literasi Sekolah (GLS) telah menjadi langkah signifikan dalam meningkatkan keterampilan membaca siswa di Indonesia. Diterapkan sejak 2015, inisiatif ini bertujuan untuk menanamkan budaya membaca di kalangan pelajar, terutama di sekolah dasar.

Salah satu sekolah yang aktif menerapkan GLS adalah SD Muhammadiyah 2 Tulangan, Sidoarjo, yang menunjukkan hasil positif dalam meningkatkan kemampuan literasi siswa kelas satu. Penelitian ini memberikan gambaran mendalam tentang dampak nyata program tersebut terhadap keterampilan membaca siswa.

Dampak Positif GLS pada Keterampilan Membaca

Penelitian di SD Muhammadiyah 2 Tulangan menunjukkan bahwa GLS telah berhasil meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas satu. Dari hasil tes yang dilakukan terhadap 24 siswa, lebih dari 50% siswa menunjukkan keterampilan membaca yang sangat baik. Program ini memfokuskan pada kegiatan membaca nyaring, di mana siswa mendengarkan guru membaca buku setiap hari selama 15 menit.

Baca Juga:

Hasil uji regresi linier dalam penelitian ini mengungkapkan bahwa ada korelasi yang signifikan antara implementasi GLS dengan keterampilan membaca siswa. Dengan koefisien regresi sebesar 0,384, semakin tinggi intensitas pelaksanaan GLS, semakin baik kemampuan membaca siswa. Angka Adjusted R Square sebesar 73,8% menunjukkan bahwa hampir tiga perempat peningkatan keterampilan membaca siswa dapat diatributkan langsung pada program literasi ini.

Tantangan dalam Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah

Meski banyak sekolah telah mengadopsi GLS, kualitas implementasi di tiap sekolah masih bervariasi. Salah satu kendala utama adalah ketersediaan sarana dan prasarana. Beberapa sekolah, terutama di daerah terpencil, belum mampu menerapkan GLS secara optimal karena kurangnya dukungan fasilitas. Di sisi lain, SD Muhammadiyah 2 Tulangan telah berhasil melengkapi fasilitas literasi sehingga mampu menjalankan program ini dengan efektif.

Namun, pelaksanaan GLS sempat terhenti sementara akibat pandemi COVID-19, yang membatasi waktu belajar di sekolah. Setelah pandemi mereda, sekolah kembali melanjutkan program tersebut, dengan fokus untuk meningkatkan minat baca siswa yang sebelumnya menurun.

 Kunci Keberhasilan: Pembiasaan Membaca Sejak Dini

Keberhasilan GLS di SD Muhammadiyah 2 Tulangan dapat dikaitkan dengan pendekatan pembiasaan yang dilakukan sejak siswa kelas satu. Pada tahap awal, program ini menekankan pentingnya membaca sebagai kegiatan rutin. Dengan pembiasaan membaca setiap hari, siswa menjadi lebih terbiasa dan tertarik untuk membaca buku, baik di dalam maupun di luar kelas.

Membaca bukan hanya sekadar aktivitas melihat kata-kata, tetapi juga melibatkan pemahaman dan kemampuan untuk menafsirkan informasi. Melalui GLS, siswa diajak untuk tidak hanya membaca teks, tetapi juga memahami isi bacaan dan menceritakannya kembali. Hal ini mendorong mereka untuk lebih aktif dalam proses belajar, yang pada akhirnya meningkatkan kemampuan literasi mereka.

Baca Juga:

Gerakan Literasi Sekolah terbukti efektif dalam meningkatkan keterampilan membaca siswa kelas satu di SD Muhammadiyah 2 Tulangan. Dengan tingkat keberhasilan yang signifikan, diharapkan program ini dapat terus diperluas dan ditingkatkan di seluruh sekolah di Indonesia. Melalui pembiasaan membaca yang konsisten, generasi muda Indonesia dapat tumbuh menjadi individu yang cerdas, kritis, dan berdaya saing di era globalisasi.

Sumber:

T Lestari, R Astuti
Indonesian Journal of Education Methods Development 18 (3)