Membangun Kedisiplinan Santri di Pesantren An-Nur: Pendekatan Humanistik untuk Generasi Masa Depan

Pgmi.umsida.ac.id-Pondok pesantren dikenal sebagai lembaga pendidikan yang mengedepankan akhlak dan disiplin. Namun, masih banyak yang beranggapan bahwa kedisiplinan santri identik dengan hukuman fisik. Pesantren An-Nur mencoba membuktikan sebaliknya dengan menerapkan pendekatan humanistik dalam membina santrinya. Metode ini menekankan pada kesadaran diri santri untuk menaati aturan dengan memahami nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

 Pendidikan Humanistik dan Pembinaan Kedisiplinan Santri

Pendidikan humanistik di Pesantren An-Nur bertujuan membentuk karakter disiplin melalui pendekatan yang menghargai martabat manusia. Santri diajarkan untuk memahami alasan di balik aturan, sehingga kedisiplinan yang tercipta bukanlah hasil dari rasa takut, melainkan karena kesadaran untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka. Dengan pendekatan ini, diharapkan santri dapat menginternalisasi disiplin dalam kehidupan sehari-hari, baik di dalam maupun di luar pesantren.

 Lingkungan Pesantren sebagai Kunci Pembinaan

Lingkungan fisik dan sosial di Pesantren An-Nur memainkan peran penting dalam proses pembinaan kedisiplinan. Masjid menjadi pusat kegiatan spiritual, tempat santri belajar dan beribadah. Kegiatan seperti shalat berjamaah dan hafalan Al-Qur’an diatur sedemikian rupa untuk menumbuhkan disiplin diri. Selain masjid, asrama dan sekolah juga dirancang untuk mendukung pembinaan. Setiap hari, wali asrama dan guru memastikan santri menjalani rutinitas yang tertib, mulai dari bangun pagi hingga kembali tidur.

Pesantren juga memiliki program edukasi parenting bagi orang tua. Pelatihan ini dilakukan secara berkala untuk menyelaraskan nilai-nilai yang diajarkan di pesantren dengan di rumah. Keterlibatan orang tua dianggap penting agar santri mendapat dukungan penuh dalam mengembangkan kedisiplinan. Dengan dukungan dari lingkungan pesantren dan keluarga, santri diharapkan dapat tumbuh menjadi individu yang berkarakter kuat.

 Tantangan dan Solusi dalam Menerapkan Pendekatan Humanistik

Meskipun pendekatan humanistik telah menunjukkan hasil yang positif, penerapannya tidak lepas dari tantangan. Salah satu tantangan utama adalah perbedaan karakter dan latar belakang santri. Ada santri yang cenderung sulit diatur, malas, atau tidak bertanggung jawab. Dalam menghadapi tantangan ini, pembina di pesantren An-Nur dituntut untuk lebih sabar dan konsisten. Pengawasan dan bimbingan terus dilakukan, terutama bagi santri yang memerlukan perhatian khusus.

Konsep pesantren ramah anak juga diterapkan di An-Nur. Ketika ada santri yang melanggar peraturan, mereka tidak langsung dihukum secara fisik. Sebaliknya, diberikan konsekuensi logis yang membantu santri memahami kesalahannya. Misalnya, jika seorang santri merokok, hukumannya bukan berupa hukuman fisik, melainkan melalui peringatan bertahap yang melibatkan orang tua. Konsekuensi ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran santri untuk berubah tanpa merasa dipaksa.

Secara keseluruhan, pendekatan humanistik di Pesantren An-Nur berhasil menciptakan lingkungan yang mendukung kedisiplinan santri tanpa menggunakan kekerasan. Pendekatan ini telah menjadi solusi yang efektif dalam membentuk generasi yang berakhlak mulia dan disiplin, serta siap menghadapi tantangan masa depan.

Penulis: A. Hasbul Wafi