Pgmi.umsida.ac.idUniversitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), melalui Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), terus berkomitmen untuk mendukung penguatan pendidikan berbasis nilai-nilai Pancasila. Salah satu bentuk kontribusi nyata tersebut terlihat dalam penerapan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di MIN 2 Pasuruan. Penelitian menunjukkan bahwa P5 yang menjadi bagian integral dari Kurikulum Merdeka mampu membentuk karakter mandiri, kreatif, dan peduli siswa. Dengan tema seperti “Kearifan Lokal” dan “Gaya Hidup Berkelanjutan,” program ini tidak hanya memperkuat pembelajaran akademik, tetapi juga mencetak generasi berkarakter unggul.
Baca Juga:5 Keunggulan Program Studi PGMI Umsida yang Membuka Jalan Menuju Guru Berkualitas
Profil Pelajar Pancasila: Mengintegrasikan Nilai-Nilai Luhur
Sejak tahun ajaran 2023-2024, MIN 2 Pasuruan telah mengadopsi P5 sebagai bagian dari Kurikulum Merdeka. Program ini dirancang untuk memperkuat nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan siswa sehari-hari. Dengan mengangkat tema “Kearifan Lokal,” siswa diajak untuk memahami dan melestarikan budaya daerah melalui kegiatan berbasis proyek. Salah satu contoh proyek adalah pembuatan batik dengan motif lokal yang tidak hanya meningkatkan kreativitas tetapi juga memperkuat identitas budaya mereka.
Selain itu, tema “Gaya Hidup Berkelanjutan” menjadi salah satu andalan P5. Siswa diajak untuk mendaur ulang sampah plastik menjadi barang yang bermanfaat, seperti bunga hias. Kegiatan ini tidak hanya mengasah keterampilan siswa, tetapi juga menanamkan kepedulian terhadap lingkungan. Kepala MIN 2 Pasuruan menjelaskan, “Penerapan P5 kami desain agar sesuai dengan konteks lokal, sehingga siswa dapat memahami dan mengaplikasikan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.”
Dengan pendekatan kontekstual ini, siswa tidak hanya belajar tentang konsep, tetapi juga mempraktikkannya. Hal ini membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna, relevan, dan menyenangkan bagi siswa.
Peran Guru dalam Implementasi P5
Guru memiliki peran penting dalam keberhasilan implementasi P5 di madrasah. Sebagai fasilitator, guru dituntut untuk memberikan pendampingan yang intensif kepada siswa selama proses pengerjaan proyek. Mereka juga bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua tahapan proyek berjalan sesuai dengan rencana, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi.
Namun, penerapan P5 juga dihadapkan pada berbagai tantangan. Salah satu kendala utama adalah minimnya pengetahuan awal guru tentang pendekatan berbasis proyek dan keterbatasan sumber daya pendukung. Untuk mengatasi hal ini, Program Studi PGMI Umsida hadir memberikan pelatihan dan pendampingan kepada para guru. Pelatihan ini mencakup strategi implementasi P5, penggunaan media pembelajaran yang kreatif, hingga manajemen kelas berbasis proyek.
Salah satu dosen PGMI Umsida mengungkapkan, “Kami di PGMI Umsida berkomitmen untuk mendukung para guru dalam menerapkan P5 dengan memberikan modul pelatihan dan strategi praktis yang relevan. Kami ingin membantu guru menciptakan pembelajaran yang tidak hanya akademis, tetapi juga membentuk karakter siswa.”
Program pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan diri guru dalam mengelola kegiatan P5. Dengan bimbingan dari PGMI Umsida, guru dapat menjadi motor penggerak dalam membangun generasi pelajar yang unggul dan berkarakter.
Dampak Positif dan Harapan ke Depan
Implementasi P5 di MIN 2 Pasuruan telah memberikan dampak positif yang signifikan. Salah satu hasil utamanya adalah meningkatnya rasa gotong royong dan kepedulian siswa terhadap lingkungan. Dalam proyek daur ulang, siswa belajar untuk bekerja sama, saling menghargai, dan berbagi tanggung jawab. Selain itu, kreativitas siswa meningkat drastis melalui proyek-proyek seperti desain batik dan pembuatan produk dari bahan daur ulang.
Salah satu siswa mengungkapkan pengalamannya, “Saya sangat senang bisa belajar sambil membuat sesuatu. Kami tidak hanya belajar teori, tetapi juga membuat barang-barang yang berguna dari sampah. Ini membuat saya lebih peduli pada lingkungan.”
Dekan FAI Umsida juga memberikan apresiasi terhadap implementasi P5 ini. Menurutnya, program ini tidak hanya menciptakan siswa yang unggul dalam akademik, tetapi juga membentuk karakter berbasis nilai-nilai Pancasila. “Kami bangga dapat mendukung madrasah seperti MIN 2 Pasuruan dalam mengimplementasikan P5. Hal ini sejalan dengan visi PGMI Umsida untuk mencetak guru yang kompeten dan mampu mengembangkan potensi siswa secara holistik,” ujar Dekan FAI Umsida.
Ke depan, PGMI Umsida berencana untuk terus memperluas dukungannya terhadap implementasi P5 di madrasah-madrasah lainnya. Dengan berkolaborasi bersama para pendidik, PGMI Umsida berharap dapat menciptakan sistem pendidikan yang lebih inklusif dan berorientasi pada pembangunan karakter siswa.
Baca Juga:Hari Disabilitas Internasional, FAI Umsida Cetak Generasi Berjiwa Sosial Tinggi
Melalui implementasi P5, MIN 2 Pasuruan dan PGMI Umsida membuktikan bahwa pendidikan berbasis nilai Pancasila dapat menjadi solusi untuk mencetak generasi pelajar yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter. Dengan dukungan penuh dari PGMI Umsida, madrasah-madrasah di Indonesia dapat terus berinovasi untuk membangun pendidikan yang lebih baik. “Bersama PGMI Umsida, mari wujudkan pendidikan berbasis karakter untuk masa depan yang cerah!”
Penulis:AHW