Pgmi.umsida.ac.id-Dalam dunia pendidikan modern, penilaian tidak hanya berfokus pada pencapaian akademik tetapi juga pengembangan karakter dan sikap spiritual siswa. Self-Assessment (SA) menjadi salah satu metode penilaian formatif yang mampu mendorong kesadaran diri, kemandirian, dan motivasi belajar siswa.
Baca Juga:Meningkatkan Kedisiplinan Peserta Didik: Peran Kompetensi Profesional Guru dalam Pendidikan Dasar
Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa SA berperan penting dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) karena mampu membantu siswa dalam menilai perkembangan sikap spiritual mereka, termasuk ketaatan dalam beribadah, pengamalan ajaran Islam, dan toleransi beragama.
Self-Assessment Sebagai Metode Efektif dalam Pembelajaran PAI
Self-Assessment merupakan salah satu teknik penilaian yang memungkinkan siswa menilai diri mereka sendiri berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Dalam pembelajaran PAI, metode ini tidak hanya membantu siswa dalam memahami materi ajaran Islam, tetapi juga dalam mengembangkan kesadaran spiritual mereka.
Penelitian yang dilakukan di salah satu Madrasah Aliyah di Surabaya menunjukkan bahwa mayoritas siswa merasa terbantu dengan adanya SA dalam pembelajaran PAI. Mereka menyatakan bahwa dengan melakukan refleksi terhadap ibadah dan perilaku mereka sendiri, mereka lebih memahami kelebihan dan kekurangan dalam sikap spiritual yang mereka miliki.
Seorang siswa yang mengikuti penelitian ini mengungkapkan,
“Saya merasa senang ketika diberikan kesempatan untuk menilai sendiri bagaimana saya menjalankan ibadah dan mengamalkan ajaran Islam. Ini membuat saya lebih sadar akan kekurangan saya dan berusaha untuk memperbaikinya.”
Hasil penelitian menunjukkan bahwa SA mampu meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari PAI. Mereka menjadi lebih aktif dalam mengevaluasi praktik ibadah mereka dan mencari cara untuk menjadi lebih baik dalam menjalankan ajaran agama.
Tantangan dan Peluang dalam Penerapan Self-Assessment
Meskipun SA terbukti efektif dalam pengembangan spiritual siswa, terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi dalam penerapannya. Salah satu tantangan utama adalah ketidakyakinan siswa terhadap objektivitas penilaian diri mereka sendiri. Beberapa siswa merasa bahwa mereka masih membutuhkan bimbingan guru dalam menilai sikap spiritual mereka secara objektif.
Seorang siswa mengungkapkan,
“Terkadang saya merasa tidak yakin apakah saya menilai diri saya dengan jujur atau tidak. Saya masih perlu arahan dari guru untuk memastikan bahwa saya tidak hanya sekadar memberi nilai tinggi pada diri sendiri.”
Selain itu, tantangan lainnya adalah kurangnya pemahaman siswa tentang konsep SA dan cara menggunakannya dengan benar. Oleh karena itu, pendampingan dari guru PAI dan pendekatan yang sistematis sangat dibutuhkan agar siswa dapat menggunakan SA sebagai alat refleksi yang efektif.
Namun, di sisi lain, peluang besar dalam penerapan SA adalah kemampuannya dalam mendorong siswa untuk lebih mandiri dan bertanggung jawab dalam meningkatkan sikap spiritual mereka. Jika diterapkan dengan baik, SA dapat menjadi alat yang kuat dalam membentuk karakter Islami pada siswa.
PGMI Umsida dan Komitmen dalam Inovasi Pendidikan Islam
Sebagai bagian dari Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (FAI Umsida), Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) berkomitmen untuk terus mengembangkan metode pembelajaran inovatif dalam pendidikan Islam, termasuk penerapan Self-Assessment dalam pembelajaran PAI.
PGMI Umsida telah mengintegrasikan berbagai metode penilaian inovatif, termasuk SA, dalam kurikulum mereka untuk mencetak calon guru yang kompeten dalam mengembangkan karakter Islami siswa di tingkat sekolah dasar dan madrasah.
Keunggulan PGMI Umsida dalam bidang pendidikan Islam antara lain:
✅ Kurikulum berbasis kompetensi yang menggabungkan teori dan praktik pembelajaran PAI
✅ Pendekatan pembelajaran berbasis refleksi, termasuk Self-Assessment, untuk mengembangkan kesadaran spiritual siswa
✅ Dosen berpengalaman dan profesional yang membimbing mahasiswa dalam mengembangkan metode pembelajaran yang inovatif
✅ Kolaborasi dengan sekolah dan madrasah untuk meningkatkan pengalaman mengajar mahasiswa di dunia nyata
Melalui inovasi pembelajaran seperti Self-Assessment dalam PAI, PGMI Umsida berharap dapat mencetak guru-guru profesional yang tidak hanya unggul dalam bidang akademik, tetapi juga mampu membentuk karakter spiritual siswa dengan baik.
“Sebagai calon pendidik, mahasiswa PGMI Umsida harus memahami pentingnya metode reflektif seperti Self-Assessment dalam membangun sikap spiritual siswa. Dengan menerapkannya dalam pembelajaran, mereka dapat membantu peserta didik menjadi pribadi yang lebih sadar akan nilai-nilai Islam dan berusaha untuk terus memperbaiki diri,” ujar salah satu dosen PGMI Umsida.
Dengan dukungan dari kurikulum yang adaptif, tenaga pengajar yang kompeten, serta inovasi pembelajaran yang berkelanjutan, PGMI Umsida terus berupaya menjadi pusat pendidikan unggulan dalam bidang Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
Baca Juga:FAI Umsida Gelar Seminar Internasional: Tekankan Pentingnya Strategi Dalam Bahasa Arab
Self-Assessment dalam pembelajaran PAI terbukti mampu meningkatkan kesadaran dan motivasi siswa dalam mengembangkan sikap spiritual mereka. Meskipun terdapat tantangan dalam penerapannya, metode ini memberikan peluang besar bagi siswa untuk lebih memahami dan meningkatkan kualitas ibadah serta pengamalan ajaran Islam.
PGMI Umsida, sebagai institusi yang berkomitmen dalam pengembangan pendidikan Islam, terus berinovasi dengan mengadopsi metode pembelajaran reflektif seperti SA, guna mencetak generasi guru yang profesional dan mampu membimbing siswa dalam pembentukan karakter Islami.
📢 Bergabunglah dengan PGMI Umsida dan jadilah bagian dari generasi pendidik yang berkontribusi dalam membangun pendidikan Islam yang lebih baik!